A. LATAR
BELAKANG
Pada
dasarnya bimbingan konseling untuk anak usia dini merupakan salah satu komponen
terpenting dalam paud. Berfungsi sebagai
tempat untuk bekerjasama antara guru dan anak, selain itu bimbingan konseling
berfungsi sebagai tempat pengawasan dan sebagai sarana untuk mencari solusi
setiap permasalahan pada anak. Pemahaman atas karakter kepribadian
merupakan pendukung bagi kita jika ingin memiliki kemampuan komunikasi
interpersonal yang baik. Mengenali karakter kepribadian orang lain yang menjadi
lawan bicara membuat kita dapat memberikan respon yang lebih tepat sehingga
maksud dan tujuan komunikasi kita tersampaikan. Dan
adapun anak yang kami teliti pada anak yang mempunyai permasalahan dalam
berinteraksi sosial dalam kegiatan belajar di sekolah, kurangnya berkomunikasi
dengan baik maupun di lingkungan sekitarnya.
B. PEMBAHASAN
Pada
bagian ini kami mengobservasi seorang anak, yang berusia 5 tahun yang masih
duduk di taman kanak-kanak di TK B. Sebut saja namanya dengan inisial D,
sebelumnya kami sudah mengobservasi beberapa kelas dan beberapa anak dari 2
kelas yang kami ambil, dan diantara kelas B1 dan B2 pada TK tersebut kami
mengambil kelas B1, karena dari beberapa anak di B1 kami menemukan masalah yang
terjadi pada anak tersebut, maka kami mengambil satu sampel anak yang
berinisial D tadi menunjukan respon yang berbeda dibandingkan dengan anak lain
pada saat jam pembelajaran berlangsung. Dan kami mengamati anak yang berinisial
D mengalami masalah dalam interaksi sosialnya. Jadi dalam observasi yang kami
lakukan pada TK tersebut selama 1 minggu.
a. Analisis
Pada kegiatan observasi ini kami
menemukan anak yang bermasalah yaitu anak yang mengalami masalah dalam ruang
lingkup bimbingan konseling sosial anak
usia dini. Dalam pengamatan kami anak yang berinisal D, mengalami kesulitan
dalam interaksi dengan guru atau pun temannya. Apabila dalam kelas pada saat
proses pembelajaran dikelas, D jarang memperhatikan guru menjelaskan tentang
materi.
Karakter yang ditunjukan anak itu pada
saat jam pembelajaran berlangsung seperti menunjukan sikap :
1. Hiperaktif
, dalam hal ini anak tersebut lebih menunjukan aktif dalam hal yang lain,
maksudnya disini adalah pada saat jam pembelajaran yang berlangsung diberikan
oleh guru, anak itu lebih ingin bermain dan tidak dapat berkonsentrasi dengan
baik. Suka berlari, kadang tidak mau
mendengarkan cerita dongeng yang diberikan guru tersebut, dan hanya diam atau
bermain dengan benda-benda disekitarnya.
2. Perbendaharan
kata/bahasa, anak ini mengalami perbendaharaan kata yang lamban dalam
bahasanya, contohnya ; ketika guru bertanya anak ini lamban dalam ingin mengucapkan kata-kata
yang ingin dia ungkapkan kepada guru, atau pada saat ia bermain bersama teman
sebayanya terkadang anak ini dalam berbicara kurang jelas maka anak lainpun
terkadang kurang ingin juga berbicara dengannya.
Dan
anak ini jarang sekali mau mengikuti bernyanyi bersama-sama guru dan temannya
hanya diam dan melamun seperti pikiran kosong.
·
Dan pernah pada
sewaktu-waktu kami mengajaknya ngobrol dan bertanya kepadanya untuk
berinteraksi kepada kami, anak tersebut kurang merespon pembicaraan kami, yang
kami tanyakan kepadanya dan anak itu seperti menunjukan sikap diam dan seperti
bingung/ berfikir, seperti ingin menjawab pertanyaan kami tetapi lambat
mereaksikan mulutnya untuk berkata.
3. point
ke 3 ini seperti yang kami lihat kami lebih menjelaskan pada konsep
keberhasilan pada saat pembelajarannya itu sendiri yaitu calistung, pada
kegiatan disekolah, calistung seperti membaca anak si D ini dapat mebaca abjad
dan mengurutkan dengan benar, dan menulis juga berhitungnya sangat baik. lalu
kami sedikit mengetahui latar belakang konsep pembelajarannya ternyata anak
tersebut diberikan les tambahan di luar oleh orang tuanya ketika selesai pulang
sekolah di taman kanak-kanak, maka anak tersebut untuk calistungnya sendiri
sangat baik dalam pembelajarannya ketika calistung itu sendiri diberikan
kepadanya.
b. Sintesis
Berdasarkan analisis diatas kami dapat
menyimpulkan bahwa anak yang berinisial D, memiliki kecenderungan prilaku yang tidak mau memperhatikan pada saat
guru menjelaskan, pada saat dalam proses pembelajaran anak si D lebih senang
menunjukan sikap : menyendiri, (suka bermain
sendiri/hiferaktif, tidak percaya diri, cenderung pendiam, tidak mau mengikuti
pada kegiatan bernyanyi, memiliki sifat egosentris).
c. Diagnosis
Hal-hal
yang menyebabkan perilaku D menjadi seperti diatas dapat dikarenakan
faktor-faktor sebagai berikut:
· Faktor dari lingkungan keluarga : keluarga kurang memberikan
perhatian kepada anak termasuk melatih komunikasi atau kurang mengajak anak
untuk berinteraksi dalam kegiatan sehari-hari, serta orang tua si D lebih
menekankan les atau bimbel pada kegiatan pembelajaran calistung.
· Faktor dari diri sendiri : anak cenderung suka melamun,
berdiam diri, dan disekolah jarang mau bersosialisasi kepada anak lain.
· Faktor dari lingkungan sekolah : kurangnya perhatian guru ke
pada si D, disebabkan jumlah anak di dalam kelas terlalu banyak, sehingga guru
kurang fokus terhadap anak yang mengalami suatu masalah dan terutama pada anak
si D.
d. Prognosis
Anak
D, berkembang dengan memperlihatkan
karakternya disekolah, hari pertama ia menunjukan sikap :
sikap D hari pertama kami observasi:
·
Kami memulai memperkenalkan diri
·
Kami memulai mengamati dan ikut berbaur dalam pembelajaran
anak di sekolah
v D masih belum mau memulai
pemberbicara dengan kami.
v D tidak mau mendengarkan penjelasan
guru
·
Kami mulai mendekati sala satu dari anak yaitu D
·
Kami mengajak anak untuk berbincang-bincang
v D memulai mau tanya jawab dengan
kami,
v D mulai terbiasa dengan keberadaan
kami
e. Treatment
atau Konseling
Dalam permasalahan si D kami memberikan penanganan sebagai berikut :
1. Perhatian
Dengan memberikan perhatian kita
akan membuat si anak merasa ada di lingkungannya berada.Seperti memberikan
kesempatan dia untuk tampil ke depan kelas agar dia memperoleh kepercyaan diri
saat berada di depan kelas dan di sana dia kemudian terpancing untuk mencoba
kembali tampil di depan.
2. Motivasi
Dengan memberikan motivasi maka kita
akan memberikan suatu acuan atau dorongan agar dia terpacu untuk tampil dan
berkreasi. Seperti memberikan suatu percontohan yang baik untukmelakukan suatu
kegiatan dan tugas.
3. Pujian
Tidak lupa memberikan suatu pujian
saat dia telah berhasil melakukan suatu pekerjaan atau tugasyang dia
kerjakan,karena dengan memberikan suatu pujian itu dapat memberikan suatu
rasakepercayaan diri .Tetapi jangan terlalu berlebihan karena itu dapat membuat
si anak merasaterlalu bisa melakukan segalanya dan akhirnya lupa akan posisi
sebenarnya.
4. Komunikasi
Anak harus lebih sering melakukan komunikasi
kepada guru, teman dan orang lain, dan selalu mengajak anak berbicara atau berkomunikasi
dalam membantu dalam pembelajaran di sekolah.
5. Kerjasama
dengan orang tua
Sebagai
seorang pendidik, guru juga dapat membuat kerjasama dengan orang tua D, untuk
membantu menangani masalah pada D, agar D tidak mengalami keterlambatan dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Jika ini hanya di biarkan saja, maka akan
memperlambat tumbuh kembangnnya anak.
f. Follow up
Dalam permasalahan si D kami
dapat menarik kesimpulan, bahwa anak
tersebut dapat memperbaiki sikapnya dalam pembelajaran dan komunikasi dengan
guru dan teman.
Yang kami lakukan pada saat itu
adalah membantu anak dalam komunikasi atau mengajak anak selalu berbicara, agar
anak tidak melamun sendiri atau suka menyendiri. Karena melamun dapat
menghentikan atau mengganggu konsentrasi anak dan anak menjadi tidak fokus
terhadap pelajaran yang di jelaskan oleh guru.
Oleh karena itu, guru harus lebih
membantu D, agar ia tidak menjadi anak pendiam dan kurang interaksi sosialnya.
Serta memberikan konseling kepada D, yang lebih ekstra. Dan beberapa hari berikutnya
perkembangan si D makin berlanjut semenjak kami melakukan pendekatan pada dia setiap kami observasi, maka perkembangan yang ditunjukan si D adalah sekarang
sudah mau ikut bernyanyi, bertepuk tangan, melakukan kegiatan belajar dengan mandiri
dan sudah mau mengikuti berdoa bersama, serta ia mulai mau berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman atau pun guru di dalam kelas.